Lagu Genjer-Genjer sudah dikenal di Banyuwangi di tahun 50-an sebagai lagu rakyat terutama para petani. Tahun 1963 lagu ini sudah terdengar di TVRI dan RRI. Di aransemen oleh M. Arief saat bekerja di TVRI Jakarta.
Versi piringan hitam Genjer-Genjer kemudian masuk pasaran, dinyanyikan oleh Bing Slamet dengan lirik berbahasa Jawa (Timuran).
Namun lirik yang berbunyi ''esuk-esuk pathing keleler'' / pagi-pagi bergeletakan dianggap sebagai indikasi bahwa peristiwa pembunuhan 6 jenderal TNI pada peristiwa subuh G30S/PKI telah direncanakan
Alhasil, lirik-lirik sederhana lagu ini (yang konon dinyanyikan bebarengan dengan Tarian Harum Bunga di mana para Gerwani dam Pemuda Rakyat sama-sama menari telanjang ) menjadi kidung kematian bagi siapaun yang menyanyikannya
Berikut lirik yang coba saya terjemahkan.
****
Genjer-genjer neng kedokan pating keleler (2X)
Emake tole teka-teka mbubuti genjer
Oleh sak tenong mungkur sedot sing tolih-tolih
Genjer-genjer saiki wis digowo mulih
Genjer-genjer esuk-esuk digo ning pasar (2X)
Di gedeng-gedeng diuntingi pada didasar
Emake jebeng tuku genjer gawa welasan
Genjer-genjer saiki wis kudu diolah
Genjer-genjer esuk-esuk pating keleler (2X)
Setengah mateng dientas kok dienggo iwak
Sego sak piring sambel jeruk neng palupuk
Genjer-genjer dipangan mungsuhe sega
****
Genjer-genjer bergeletakan di rawa-rawa
Emak si buyung bergegas menyabutinya
Dapat sebakul lalu mundur merasa puas sudah
Genjer-genjer sekarang sampailah rumah
Genjer-genjer pagi-pagi dibawa ke pasar
Diikat satu-satu terus didasar
Emak si buyung beli genjer dengan welasan
Genjer-genjer sekarang sedia diolah
Genjer-genjer pagi-pagi bergeletakan
Masak setengah matang diangkat jadilah ikan
Nasi sepiring sambal jeruk di piring tanah
Genjer-genjer nikmat disantap berkawan nasi putih
****
Tempo hari seorang teman memberi saya lagu ini. Dua, satu yang dilantunkan Bing Slamet yang lebih rancak dengan kendang. Satu lewat suara Lilis Soerjani dengan dominasi biola.
Lepas dari kontroversi yang mengikutinya, tak bisa dimungkiri lagu ini begitu nikmat dirasa.
(Dahwi, 10 mar)
Rabu, 10 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar