(Semalaman aku,
bergumul dengan kupu-kupu)
Mantra terucap,
sepatah
dua patah dirapalkan
pada hadapan sebuah sesaji
Doa harapan,
bersama asap dupa-dupa
naik keharibaan para dewani
***
Aku masuki mimpi
dengan kuasa mantraku
melihat gadisku
Terlentang di atas batu persembahan
Telanjang,
surai rambut berombaknya
menutupi dua buah dada
Tanpa daya
Tiada kuasa
Di atas batu persembahan
Di depan altar dewi perang
Matamu pejam
Tapi hatimu kuyakin terjaga
Tanpa gerak di seluruh
Sekujur daging,
sesosok badan
Di mana jiwamu, O Gadisku?
Mungkinkah.
kau kunjungi mimpi yang lain
Aku bercermin
Pada bidang dadamu
Di sana rupaku
dalam gambaran yang kasar
Satu tatapanku yang kosong, pikirku
Harus bagaimana,
mestikah aku masuk jauh
menyentuh pendalaman jantungmu?
Sekujur tubuhmu,
aku ukur dengan tajam mata
Disana, di ujung rambutmu, logika sadarmu
Di tengah, di lekik pusarmu, insting birahimu
Di sini, di ujung kakimu, kesederhanaan keakuanmu
Kubakar dupa
Harum asapnya berkati tubuhmu
Ada darah yang mengalir ke setiap sudut syaraf
Ada nafas yang mengisi segala nadi
Nadi yang tak alirkan darah
Nadi yang alirkan nafas-nafas
Pada pucat dingin tubuhmu
Aku rebahkan tubuhku
Matamu menyentuh mataku
Bibirmu menyentuh bibirku
Sekujur tubuhku, melebur
Dalam semesta dagingmu
Ada yang aku rasakan
Entah yang kau rasakan
Aku satu pihak
Kau pihak yang berseberangam
Satu kesadaran padaku
satu kelumpuhan padamu
Saat sedikit kulirik bibirmu
Pelan kau bilang:
''terima kasih telah bangunkan aku''
Seketika kau berdiri, masih kugenggam tangan mungilmu
Kulihat selendang ghaib, mulai selimuti tubuhmu
Bercelup hijau terang
Seperti pucuk tunas daun
Kau lepas genggamanku
Kau sentuhkan telapak tangan kirimu pada dadaku
Tangan kananmu pada dadamu sendiri
Kau bilang:
''bukan di sini tempat kita bersatu
Pulanglah,
dalam keterjagaanmu
Di sana kita,
di sana banyak yang mesti kita selesaikan''
Habis ucapanmu
Aku sekedar tertegun
Saksikan langkahmu pergi
Kau berbalik belakangi aku
Kulihat dua pasang sayap tumbuh dari punggungmu
Sejenak kulihat
Sejenak kau berubah
Jadiah kini kau sebagai kupu-kupu
Gadisku...
Kupu-kupuku...
Dahwi, 09 mar
Selasa, 09 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar